Mengenal Converse dan Sejarahnya Menjadi Sepatu Favorit Sejak 1908

Mengenal Converse dan Sejarahnya Menjadi Sepatu Favorit Sejak 1908

Mengenal Converse dan Sejarahnya Menjadi Sepatu Favorit Sejak 1908

Berbicara mengenai sneakers, Converse dengan logo bintangnya telah menjadi salah satu merek terpopuler di dunia. Brand Converse dikenal orang-orang atas produknya yang memberikan rasa nyaman dan menggunakan konsep klasik. Tetapi tahukah kamu? Merek sepatu yang sampai saat ini masih menjadi sepatu favorit banyak orang di dunia, ternyata memulai kisah suksesnya sejak tahun 1908. Tertarik dengan kisah perjalanan Converse menjadi salah satu sepatu terfavorit di dunia? Yuk simak kisah berikut!

Throwback pada tahun 1908

Kisah sukses Converse dimulai ketika Mr Marquis Mills Converse mendirikan sebuah perusahaan sepatu bernama Converse Rubber Shoe Company pada tahun 1908 di Malden, Massachusetts.
Pada awal kemunculannya, Converse menjual segala hal berbahan dasar karet untuk pria, wanita, dan anak-anak. Mulai dari sepatu boots, sepatu tennis, sepatu hunting berbahan dasar kulit, bahkan sampai menjual ban mobil. Sebagai informasi tambahan, pada tahun 1910 Converse mampu memproduksi 4000 sepatu setiap harinya.
Beberapa waktu kemudian, akhirnya Converse berani memulai debutnya di ranah sepatu basket.

Debut Converse All Star

Kurang dari satu dekade setelah Converse mulai berdiri, tepatnya pada tahun 1917 Converse memperkenalkan produk unggulan terbarunya dengan nama Converse All Star Trainer atau lebih dikenal sebagai Converse All Star.
Converse All Star pertama kali diperkenalkan sebagai sepatu basket dan hadir dengan warna neutral brown disertai strip hitam. Perlu kamu ketahui, sepatu Converse All Star yang sekarang ini kita kenal, pada bagian upper-nya masih menggunakan bahan kanvas dan rubber yang sama seperti old generation All Star.
Pada awal kemunculannya, Converse All Star diproduksi dengan fokus untuk memberikan performa terbaik ketika digunakan bermain bola basket. Selain itu, pada saat itu model sepatu Converse sangat berbeda dari sepatu basket lain yang ada di pasaran. Model sepatu All Star telah dirancang dengan sejumlah fitur untuk memberikan keunggulan bagi penggunanya atas lawan mereka. Misalnya saja, pada awalnya heel patch terletak di bagian dalam sepatu, bukan di bagian luar. Tujuannya untuk melindungi tulang pergelangan kaki pengguna dari cedera.
Kemudian di bagian bawah kaki, versi old generation memiliki pola motif berlian di bagian outsole-nya (which is sama seperti All Star yang kita lihat saat ini) yang menyempurnakan permainan para pemain, sehingga mereka dapat berhenti dan mengubah arah di lapangan dengan lebih cepat.
Sebelum Air Jordan keluaran Nike muncul di permukaan, Converse telah lebih dulu menguasai pasar sepatu basket. Bahkan beberapa pebasket ternama seperti Larry Bird dan Julius Erving menggunakan Converse All Star di kakinya.
Converse All Star tidak akan mencapai ketenarannya seperti sekarang jika merek ini tidak bekerja sama dengan Chuck Taylor. Lantas, siapa sebenarnya Chuck Taylor ini?

Asal usul nama Chuck Taylor, Pria dibalik kesuksesan Converse

Jika kamu familiar dengan Converse, kamu pasti pernah mendengar nama Chuck Taylor. Setidaknya hampir semua pecinta sneakers pasti memiliki sepasang sepatu Converse Chuck Taylor. Siapa sebenarnya Chuck Taylor dan mengapa namanya dicantumkan pada sepatu Converse?
Pria bernama Charles Hollis “Chuck” Taylor awalnya merupakan pemain basket asal Amerika yang sering mengenakan Converse All Star ketika dia bermain basket untuk tim basketnya.
Beberapa waktu kemudian Chuck Taylor mendatangi kantor Converse dengan kaki yang kesakitan karena menggunakan sepatu tersebut. Oleh karena itu, Chuck Taylor meminta Converse untuk membuat sepatu khusus untuk bermain basket yang lebih baik dengan stabilitas dan fleksibilitas yang lebih tinggi.
Kemudian pada tahun 1921, Chuck Taylor bergabung dengan Converse sebagai salesman dan pemain basket untuk tim All Stars. Dalam waktu satu tahun setelah kedatangan Taylor, Converse All Star mengalami perubahan besar berkat ide dan masukan dari Taylor. Sebut saja Taylor menyempurnakan desain sepatu All Star agar lebih fleksibel dan dilengkapi dengan logo All Star pada bagian patch berbentuk lingkaran untuk melindungi pergelangan kaki.
Untuk mempromosikan penjualan sepatu Converse All Star kepada para pemain bola basket, Taylor mengadakan klinik bola basket di SMA dan perguruan tinggi di seluruh Amerika Serikat dan mengajarkan dasar-dasar permainan bola basket. Beberapa waktu kemudian, pemain-pemain basket profesional mulai memakai Converse All Star.
Setelah itu, Converse All Star pun menjadi sepatu resmi Olimpiade dari tahun 1936 hingga 1968. Bahkan, tentara Amerika Serikat menggunakan Converse All Star ketika berlatih untuk Perang Dunia kedua.
Akhirnya pada tahun 1932, Converse menambahkan nama Chuck Taylor pada ankle patch sepatu All Star. Pemberian nama Chuck Taylor pada model All Star adalah bentuk penghargaan dari Converse atas kontribusi Chuck Taylor dalam mempromosikan Converse All Star dan olahraga basket.

Perubahan desain sepatu Converse selama 100 tahun terakhir

Tidak banyak sepatu yang bisa terus populer di dunia selama puluhan tahun semenjak pertama kali dirilis. Alasan Converse berhasil mempertahankan kepopulerannya hingga sekarang karena sneakers-nya telah mengalami perubahan dan pembaruan, meskipun tanpa menghilangkan DNA dari old generation-nya.
Pada tahun 1934, 17 tahun setelah peluncuran pertamanya, bagian tumit All Star mendapatkan tampilan baru. Kemudian sepatu ini dikenal dengan nama ‘Chuck Taylor’ untuk memberikan penghormatan kepada legenda di balik popularitasnya. Sejak saat itu, sneakers ini tidak hanya dikenal sebagai All Star, tetapi juga Chuck Taylor All Star.
Perubahan lain terjadi di bagian bawah sepatu. Selain pola tapak berlian, Converse juga menambahkan karet tambahan untuk daya tahan ekstra. Karet tambahan ini memungkinkan para pemain melakukan pivot dengan kaki depan mereka tanpa merusak sol. Setelah mendapatkan lebih banyak masukan dari pengguna, versi ‘Oxford’ low-top dari All Star diperkenalkan pada tahun 1957. Dikarenakan desain Oxford yang lebih rendah ini tidak terlalu membatasi pengguna saat bermain basket, akhirnya sneakers tersebut mulai dipakai di luar lapangan.
Fast forward ke tahun 70-an, Converse mengeluarkan produk terbarunya dengan label ‘One Star’, yaitu sneakers performance low-cut untuk basket, yang kemudian digunakan juga oleh skaters untuk bergaya retro sebagai alternatif style yang baru. Sejak saat itu sneakers Converse dianggap sebagai salah satu sneakers ternyaman dengan desain klasik hingga terus bertahan menjadi sepatu favorit banyak orang di dunia.
Saat ini, Converse terus mengeluarkan All Star dalam berbagai pilihan bahan dan warna, serta melakukan pembaruan terhadap desainnya.

Itulah kisah perjalanan Converse menjadi salah satu sepatu terfavorit di dunia. Tentunya untuk menjadi sepatu yang difavoritkan banyak orang di dunia membutuhkan waktu yang panjang. Bagaimana? Apakah kamu semakin tertarik untuk menggunakan produk Converse?

Kamu bisa mendapatkan produk Converse secara resmi dan 100% original di JD Sport.



Copyright © 2013-present Magento, Inc. All rights reserved.